JUDUL
EFISIENSI EKONOMI DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP
USAHA PENANGKAPAN LEMURU DI MUNCAR, JAWA TIMUR
PENGARANG
MIRA
TAHUN
2007
TEMA
MIKROEKONOMI
1. LATAR BELAKANG MASALAH
1.1. FENOMENA
Sebagian besar produksi ikan hasil tangkapan di Muncar diproses atau diolah kembali di daerah Muncar, sehingga sektor perikanan laut di Muncar telah berkembang ke dalam sektor industri pengolahan ikan yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi. Jenis industri pengolahan ikan yang sudah berkembang di Muncar adalah industri pengalengan, pindang, gaplek, tepung ikan, minyak ikan. Kondisi ini menunjukkan sudah berkembangnya kegiatan agro-industri pengolahan ikan hasil tangkapan, baik dalam bentuk pengolahan tradisional ataupun modern.
1.2. RISET TERDAHULU
Hasil tangkapan ikan di Muncar sudah cukup baik dan menguntungkan, tapi dengan adanya kelangkaan BBM dan melambungnya harga solar di wilayah pesisir pantai utara dan selatan jawa mempersulit perekonomian nelayan. Para nelayan sering tidak melaut karena langkanya pasokan BBM. Kalaupun ada, harganya pasti sangat tinggi sehingga tidak bisa menutupi hasil tangkapan ikan mereka.
1.3. MOTIVASI PENELITIAN
Untuk melihat apakah usaha perikanan Lemuru sudah efisien secara ekonomi, memiliki keunggulan komparatif/kompetitif, serta bagaimana kebijakan pemerintah terhadap usaha perikanan Lemuru. Yang meliputi tingkat keuntungan privat dan keuntungan sosial, rasio biaya privat dan rasio biaya sumberdaya domestik, dampak kebijakan output, dampak kebijakan input, dan dampak insentif ekonomi kebijakan pemerintah.
2. METODOLOGI
2.1. DATA
Untuk mendapatkan data primer, dilakukan survey dengan kuisioner. Objek kuisioner adalah nelayan dan pemerintah daerah. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder, diambil dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten dan Propinsi, serta penelitian terdahulu yang sudah dilakukan mengenai usaha penangkapan Lemuru.
2.2. VARIABEL
Variabel yang digunakan adalah mengenai usaha penangkapan Lemuru, biaya input, output, penerimaan, dan keuntungan.
Model 2
Di model 1, dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
A : Penerimaan pada harga privat
B : biaya input tradable padaharga privat
C : biaya input domestik pada harga privat
D : pendapatan pada harga privat
E : Penerimaan pada harga sosial
F : Biaya input tradable pada harga sosial
G : biaya input domestik pada harga sosial
H : pendapatan pada harga sosial
I : penerimanaan akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar
J : biaya input tradable akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar
K : biaya input domestik akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar
L : pendapatan akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar
Setelah diteliti, didapatkan hasil seperti pada model 2. Dari hasil analisis kebijakan dapat dilihat bahwa nilai keuntungan privat pada usaha penangkapan Lemuru memiliki nilai D > 0 (683.275.260). Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem komoditi penangkapan Lemuru di Muncar memperoleh profit diatas normal yang mempunyai implikasi bahwa komoditi itu mampu berekspansi, kecuali apabila sumberdaya terbatas atau adanya komoditi alternatif yang lebih menguntungkan. Belum lagi multiplier effect dari usaha pengangkapan Lemuru, seperti industri pengalengan, pindang, gaplek, tepung ikan, minyak ikan, dan kerupuk ikan.
Dari hasil analisis matrik kebijakan dapat dilihat bahwa nilai keuntungan sosial pada usaha pengangkapan Lemuru H > 0 (Rp98.379.225,9) seperti yang terlihat pada model 2. Hal tersebut menunjukkan sistem komoditi Lemuru makin efisien. Pada tingkat harga privat atau harga input dan output yang benar-benar diterima oleh nelayan juga mempunyai keunggulan kompetitif dalam penggunaan biaya seumberdaya domestik, yang ditunjukkan oleh nilai koefisien PCR < 1 (0,79) seperti yang terlihat di model 3.
4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. KESIMPULAN
Sistem komoditi ikan Lemuru di daerah Muncar, Jawa Timur memperoleh profit diatas normal (D>0), efisien secara ekonomi (H>0), memiliki keunggulan kompetitif (PCR<1) dan komparatif (DRC<1). Kebijakan dari pemerintah juga sudah menguntungkan nelayan seperti harga input yang benar-benar dibayar pada usaha penangkapan Lemuru lebih besar sedikit 97 persen dari seharusnya. Kebijakan harga output yang menguntungkan nelayan (harga ikan Lemuru yang diterima nelayan rata-rata sebesar 119% dari seharusnya). Begitu pula dari segi proteksi dan subsidi yang sudah berpihak pada nelayan.
4.2. REKOMENDASI
Dilihat dari hasil analisis mengenai usaha penangkapan Lemuru, biaya input, output, penerimaan, dan keuntungan nelayan ikan Lemuru di Muncar, Jawa Timur sudah terlihat sangat baik. Hanya kadang yang menjadi masalah bagi mereka adalah mahalnya harga BBM dan sulitnya pasokan BBM. Hal itu memang sudah sangat dibantu oleh subsidi dari pemerintah, tapi terkadang masih ada juga nelayan yang tidak bisa pergi melaut karena kekurangan bahan bakar. Jadi, sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan hal tersebut agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar.