Thursday, January 26, 2012

Analisis Jurnal Mikroekonomi

JUDUL
EFISIENSI EKONOMI DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP 
USAHA PENANGKAPAN LEMURU DI MUNCAR, JAWA TIMUR

PENGARANG
MIRA

TAHUN
2007

TEMA
MIKROEKONOMI



1. LATAR BELAKANG MASALAH
1.1. FENOMENA
Sebagian besar produksi ikan hasil tangkapan di Muncar diproses atau diolah kembali di daerah Muncar, sehingga sektor perikanan laut di Muncar telah berkembang ke dalam sektor industri pengolahan ikan yang menyerap tenaga kerja cukup tinggi. Jenis industri pengolahan ikan yang sudah berkembang di Muncar adalah industri pengalengan, pindang, gaplek, tepung ikan, minyak ikan. Kondisi ini menunjukkan sudah berkembangnya kegiatan agro-industri pengolahan ikan hasil tangkapan, baik dalam bentuk pengolahan tradisional ataupun modern.

1.2. RISET TERDAHULU
Hasil tangkapan ikan di Muncar sudah cukup baik dan menguntungkan, tapi dengan adanya kelangkaan BBM dan melambungnya harga solar di wilayah pesisir pantai utara dan selatan jawa mempersulit perekonomian nelayan. Para nelayan sering tidak melaut karena langkanya pasokan BBM. Kalaupun ada, harganya pasti sangat tinggi sehingga tidak bisa menutupi hasil tangkapan ikan mereka.

1.3. MOTIVASI PENELITIAN
Untuk melihat apakah usaha perikanan Lemuru sudah efisien secara ekonomi, memiliki keunggulan komparatif/kompetitif, serta bagaimana kebijakan pemerintah terhadap usaha perikanan Lemuru. Yang meliputi tingkat keuntungan privat dan keuntungan sosial, rasio biaya privat dan rasio biaya sumberdaya domestik, dampak kebijakan output, dampak kebijakan input, dan dampak insentif ekonomi kebijakan pemerintah.

2. METODOLOGI
2.1. DATA
Untuk mendapatkan data primer, dilakukan survey dengan kuisioner. Objek kuisioner adalah nelayan dan pemerintah daerah. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder, diambil dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten dan Propinsi, serta penelitian terdahulu yang sudah dilakukan mengenai usaha penangkapan Lemuru.

2.2. VARIABEL
Variabel yang digunakan adalah mengenai usaha penangkapan Lemuru, biaya input, output, penerimaan, dan keuntungan.

2.3. MODEL PENELITIAN
 Model 1




Model 2


Model 3
 


3. HASIL DAN ANALISIS
Di model 1, dapat diperoleh keterangan sebagai berikut :
A : Penerimaan pada harga privat
B : biaya input tradable padaharga privat
C : biaya input domestik pada harga privat
D : pendapatan pada harga privat
E : Penerimaan pada harga sosial
F : Biaya input tradable pada harga sosial
G : biaya input domestik pada harga sosial
H : pendapatan pada harga sosial
I : penerimanaan akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar
J : biaya input tradable akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar
K : biaya input domestik akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar
L : pendapatan akibat dampak kebijakan dan distorsi pasar

Setelah diteliti, didapatkan hasil seperti pada model 2. Dari hasil analisis kebijakan dapat dilihat bahwa nilai keuntungan privat pada usaha penangkapan Lemuru memiliki nilai D > 0 (683.275.260). Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem komoditi penangkapan Lemuru di Muncar memperoleh profit diatas normal yang mempunyai implikasi bahwa komoditi itu mampu berekspansi, kecuali apabila sumberdaya terbatas atau adanya komoditi alternatif yang lebih menguntungkan. Belum lagi multiplier effect dari usaha pengangkapan Lemuru, seperti industri pengalengan, pindang, gaplek, tepung ikan, minyak ikan, dan kerupuk ikan.

Dari hasil analisis matrik kebijakan dapat dilihat bahwa nilai keuntungan sosial pada usaha pengangkapan Lemuru H > 0 (Rp98.379.225,9) seperti yang terlihat pada model 2. Hal tersebut menunjukkan sistem komoditi Lemuru makin efisien. Pada tingkat harga privat atau harga input dan output yang benar-benar diterima oleh nelayan juga mempunyai keunggulan kompetitif dalam penggunaan biaya seumberdaya domestik, yang ditunjukkan oleh nilai koefisien PCR < 1 (0,79) seperti yang terlihat di model 3.

4. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1. KESIMPULAN
Sistem komoditi ikan Lemuru di daerah Muncar, Jawa Timur memperoleh profit diatas normal (D>0), efisien secara ekonomi (H>0), memiliki keunggulan kompetitif (PCR<1) dan komparatif (DRC<1). Kebijakan dari pemerintah juga sudah menguntungkan nelayan seperti harga input yang benar-benar dibayar pada usaha penangkapan Lemuru lebih besar sedikit 97 persen dari seharusnya. Kebijakan harga output yang menguntungkan nelayan (harga ikan Lemuru yang diterima nelayan rata-rata sebesar 119% dari seharusnya). Begitu pula dari segi proteksi dan subsidi yang sudah berpihak pada nelayan.

4.2. REKOMENDASI
Dilihat dari hasil analisis mengenai usaha penangkapan Lemuru, biaya input, output, penerimaan, dan keuntungan nelayan ikan Lemuru di Muncar, Jawa Timur sudah terlihat sangat baik. Hanya kadang yang menjadi masalah bagi mereka adalah mahalnya harga BBM dan sulitnya pasokan BBM. Hal itu memang sudah sangat dibantu oleh subsidi dari pemerintah, tapi terkadang masih ada juga nelayan yang tidak bisa pergi melaut karena kekurangan bahan bakar. Jadi, sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan hal tersebut agar semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar.

Mikroekonomi : Biaya

Salah satu cakupan teori dalam ekonomi  mikro adalah cost atau biaya. Biaya ini memiliki berbagai macam bentuk dan relasi dengan dua kegiatan terpenting dalam perekonomian yaitu, produksi dan konsumsi.
Definisi dari biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan telah terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi; 1993).

Macam- macam biaya:
a. Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan langsung dengan produksi produk tertentu. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik

b. Biaya administrasi
Biaya administrasi adalah biaya yang terjadi dalam rangka pengarahan, pengendalian, dan pengoperasian perusahaan.

c. Biaya pemasaran
Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi dalam rangka promosi suatu produk.

d. Biaya keuangan
Biaya keuangan adalah biaya yang berhubungan dengan perolehan dana untuk operasi perusahaan, misalnya biaya bunga.

Biaya Produksi
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan oleh perusahaan tersebut.

Jenis biaya produksi :
·         Biaya eksplisit adalah pengeluaran perusahaan yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan perusahaan.
·         Biaya implisit adalah perkiraan pengeluaran (biaya) atas faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.

Jangka waktu analisis :
·         Jangka pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya
·         Jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana semua faktor produksi bersifat variabel

Hubungan antara biaya dengan kegiatan produksi
Dalam suatu kegiatan produksi, beberapa kegiatan dibagi menjadi beberapa golongan biaya, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel.
    Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah dengan berubahnya output atau kegiatan produksi. Biaya ini timbul karena lewatnya waktu sehingga sering disebut time cost. Hubungannya dengan kegiatan produksi, biaya tetap muncul karena adanya kapasitas untuk produksi atau untuk melaksanakan kegiatan. Biaya tetap juga dipengaruhi oleh factor-faktor lain dari lewatnya waktu, tetapi bukan karena melaksanakan kegiatan produksi.
   Biaya variabel adalah biaya yang cenderung berubah secara proporsional dengan perubahan output atau kegiatan. Biaya variabel merupakan biaya kegiatan ( activity cost). Biaya ini tidak akan muncul jika tidak ada kegiatan sama sekali. Hubungannya dengan kegiatan produksi, biaya variabel berubah secara proporsional dengan perubahan kegiatan. Karena biaya variabel berubah secara langsung dan proporsional, maka biaya ini konstan atas dasar unit jika dikaitkan dengan ukuran kegiatan





Biaya semi variabel meningkat atau menurun jika kegiatan produksi meningkat atau menurun, tetapi tidak secara proporsional dengan perubahan kegiatan. Dari rumusan ini, dapat dilihat bahwa biaya semi variabel memiliki sifatsifat biaya tetap dan biaya variabel.

 Sumber :