Saturday, November 26, 2011

Teori Ekonomi Kelompok 2

1.    Indonesia Berpeluang Untuk Merebut Pasar Sepatu Di China

       Melemahnya industri sepatu di China memberi peluang bagi industri sepatu Indonesia untuk menjadi produsen utama sepatu di tingkat dunia.
          Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) menilai peluang ini merupakan  momentum bagi Indonesia untuk membangkitkan industri persepatuan nasional, pasalnya industri sepatu di China sedang lesu. Melemahnya industri sepatu di China memberi peluang bagi industri sepatu Indonesia untuk menjadi produsen utama sepatu di tingkat dunia. Saat ini, China adalah produsen sepatu terbesar di dunia. Indonesia adalah produsen sepatu terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Vietnam.
Beberapa faktor penyebab melemahnya industri sepatu di China antara lain, pertama, berkurangnya tenaga kerja yang mau bekerja di di industri sepatu. Hal itu karena tingkat ekonomi masyarakat China sudah berkembang. Kedua, mata uang yuan sudah menguat hingga 11%. Artinya, Indonesia memiliki kompetitif dari sisi harga yang lebih baik. Ketiga, undang-undang penanaman modal asing di China mempersulit masuknya investasi di bidang industri sepatu.
         Bahkan sejak China dan Vietnam dikenai anti dumping pada April 2006 sudah ada 2.500 pabrik di RRC yang berguguran. Serta Eropa juga telah memberlakukan anti dumping produk dari China sehingga pembeli banyak yang beralih mengambil produksi sepatu dari India atau Indonesia, ini akan mengakibatkan matinya pasar barang sejenis yang diikuti munculnya dampak seperti pemutusan hubungan kerja massal, pengganguran dan bangkrutnya industri barang sejenis dalam negeri. Sehingga berkurangnya ekspor sepatu dari China ke Eropa membuat perhatian masyarakat Eropa beralih ke sepatu diluar negara termasuk ke sepatu asal Indonesia. BahkanAmerika tertarik mengimpor sepatu lebih banyak setelah pasokan sepatu dari China mulai tidak kompetitif seiring naiknya biaya produksi di Negeri Tirai Bambu tersebut. Apalagi ekspor sepatu Indonesia selama 2010 mengalami peningkatan sebesar 27 persen dibanding tahun sebelumnya.



2.    How is globalization reflected in Indonesia?

Kehidupan bangsa Indonesia di Era Globalisasi, di tandai oleh era perdagangan  bebas, dimana produk dari suatu negara dengan bebas dapat masuk dan di perjualbelikan di negara lain. Kenyataan itu tentu menimbulkan tantangan bagi semua negara untuk mampu bersaing dalam meningkatkan kualitas produk industrinya, bangsa Indonesia juga tidak terlepas dari tantangan itu. Ditengah-tengah usaha itu untuk memperbaiki perekonomian, bangsa Indonesia juga ditantang untuk berjuang menempatkan bangsa Indonesia sederajat dengan bangsa lain. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia yang baik tentu memiliki rasa bangga terhadap produk dalam negeri. Kita harus sadar dan bangga bahwa produksi dalam negeri tidak kalah dengan produksi luar negeri.

Upaya Pemerintah menghadapi Era Globalisasi dan perkembangan IPTEK di bidang Ekonomi

Kebijakan bidang ekonomi dalam upaya menghadapi tantangan globalisasi disebutkan sebagai berikut :
  • Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komparatif sebagai negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan di setiap daerah terutama pertanian dalam arti luas, kehutanan, kelautan, pertambangan, pariwisata, serta industri kecil serta kerajinan rakyat.
·       Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan dan investasi dalam rangka meningkatkan Persaingan global dengan membuka aksesibilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan berusaha bagi segenap rakyat, dan seluruh daerah melalui keunggulan kompetitif terutama berbasis keunggulan sumber daya manusia dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif dan hambatan.

Kehidupan yang Diharapkan dalam Pembangunan di Era Globalisasi

Ketika pembangunan kita memasuki era globalisasi diperkirakan kita hidup dalam suasana penuh persaingan, perdagangan bebas, dan hubungan antar bangsa yang semakin terbuka. Untuk itu diperlukan persiapan yang matang dan memadai. Dengan demikian, gambaran kehidupan yang sesuai dengan era itu antara lain sebagai berikut :
  • Kualitas sumberdaya manusia yang tinggi, antara lain tercermin dari kemampuan profesionalismenya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan.
  • Semakin handalnya sumber pembiayaan pembangunan yang berasal dari dalam negeri yang berarti semakin kecil ketergantungan pada sumber pembiayaan dari luar negeri.
  • Kemampuan untuk memenuhi sendiri kebutuhan yang paling pokok agar tidak menimbulkan berbagai keraguan.
  • Ketahanan ekonomi yang tangguh dan memiliki daya saing tinggi.
  • Etos kerja dan disiplin masyarakat yang tinggi.
Selain itu, perlu diperhatikan juga situasi internasional. Baik situasi politik, ekonomi, maupun keamanan. Karena hal itu akan dapat mempengaruhi perkembangan kehidupan kita baik langsung ataupun tidak langsung. Dan pada akhirnya akan dapat mengganggu tercapainya sasaran pembangunan nasional.

3.    Politik udara

Merupakan aturan-aturan yang dibuat untuk melindungi maskapai penerbangan di Indonesia dari hal-hal yang merugikan maskapai penerbangan domestik, misalnya: larangan maskapai luar negeri untuk melakukan layanan penerbangan domestik, angkutan udara niaga dalam negeri tertutup untuk penanaman modal asing.

Contoh kasus

Sumber= KBR68H.com
Judul= Maskapai Penerbangan Indonesia belum siap bersaing di tingkat ASEAN - Infrastruktur bandara - bandara udara di Indonesia masih banyak yang belum memenuhi standar persiapan menghadapi ASEAN Open Skies atau ASEAN Single Aviation Market (ASAM) 2015 nanti. Salah satu kondisi yang belum memenuhi standar itu seperti keterbatasan waktu pengoperasian bandara. Juru Bicara PT. Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan kenyataan itu akan menyulitkan Garuda dan maskapai lain bersaing dengan maskapai negara lain di ASEAN.

Ini terkait, misalnya masalah bandara. Tadi juga banyak disinggung bahwa tentunya dari airlines mengupayakan supaya lebih efisien. Lebih efisien adalah dengan mengoptimalkan operasi penerbangannya artinya sebanyak mungkin pesawat bisa diterbangkan. Kondisi saat ini banyak bandara yang belum operasi sampai jauh malam hari. Biasanya jam 7 dan jam 8 sudah tutup."

Sebelumnya, Kepala-kepala Negara ASEAN telah menyepakati penerbangan terbuka di tingkat kawasan. Dampak dari kesepakatan ini akan berpengaruh pada persaingan maskapai penerbangan antar negara, termasuk infrastruktur penunjangnya. Menurut Anggota Komisi VI DPR, Chandra Tirta Wijaya dari Fraksi PAN, ada sekitar 150 bandara di tingkat kabupaten, namun kesemuanya belum memenuhi standar internasional.

Analisis dampak

Maskapai penerbangan di Indonesia belum siap bersaing dengan penerbangan maskapai asing, dalam kasus ini contohnya di tingkat ASEAN sehingga maskapai penerbangan Indonesia belom mendapatkan keuntungan secara maksimal. Hal itu dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya adalah kawasan-kawasan yang belum memenuhi standar internasional (ditiap-tiap bandara di indonesia) dan keterbatasan waktu pengoperasian bandara

Akibatnya

Maskapai Indonesia tidak lagi menjadi pilihan utama masyarakat Indonesia khususnya dan  dalam hal ini berdampak bagi perkembangan maskapai domestik, salah satu contohnya adalah terjadi pada maskapai mandala airlines yang kesulitan melunasi uang sewa dari pesawat yang dipinjamnya dari perusahaan Luar negri dan hal ini juga berdampak pada pemecatan tenaga kerja pada maskapai Mandala airlines sehingga menyebabkan bertambahnya pengangguran di Indonesia.

Solusi

Maskapai penerbangan Indonesia harus bisa merevisi dan membuat hal-hal yang baru agar maskapai penerbangan Indonesia menjadi pilihan utama dalam transportasi udara (khususnya rakyat Indonesia sendiri), contoh: seperti mengadakan promosi, pemangkasan harga atau diskon, bonus, dan menonjolkan sisi kelebihan yang belom ada di maskapai penerbanagan asing.

4.     Penjualan Toyota

Toyota merupakan pabrikan penghasil mobil terbesar di dunia. Produksi terbesar ada di Amerika Serikat, Jepang dan China. Produksi Toyota di Indonesia juga memberikan kontribusi, namun kontribusi tersebut hanya kurang dari 2% dari produksi toyota didunia yang mencapai 8 juta unit.
Toyota meningkatkan produksi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pasar m,enjelang event event tertentu dalam hal ini adalah menjelang hari raya lebaran dimana kebanyakan orang menggunakan kendaraan untuk pulang ke kampung halamannya. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara menambah jam kerja/lembur sehingga produksi naik.
           Selain itu, Pihak Toyota sendiri, akan mulai membuat komponen di fasilitas penelitian dan pengembangan di Cina untuk memenuhi peningkatan permintaan di daratan. Para pengamat memandang pembatasan yang diterapkan Cina terhadap ekspor mineral langka menjadi salah satu alasan langkah Toyota ini. Sejumlah elemen mineral langka adalah komponen penting mobil hibrida seperti baterai.              
          Meskipun demikian Cina yang memproduksi lebih 95% pasokan mineral langka dunia menerapkan kuota produksi dan ekspor yang ketat dengan alasan lingkungan.  tindakan Toyota memulai produksi komponen di Cina dapat membantu mengatasi pembatasan ini karena mereka dapat membeli mineral untuk digunakan di dalam Cina.
           Pada krisis ekonomi global yang terjadi saat saat ini akan berdampak pada perlambatan ekonomi yang kemudian berimbas pada perlambatan permintaan konsumen, dimana hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap penjualan karena permintaan yang berkurang tadi.
         Selain produksi domestik, PT toyota Indonesia juga mengekspor ke 51 negara lainnya termasuk ASEAN, Timur tengah dan Amerika Latin. Indonesia harus bisa mengambil kesempatan untuk bisa menjadi area lokalisasi bagi industri automotif. Karena, akan ada beberapa keuntungan yang dapat diambil selain menambah lapangan pekerjaan yaitu juga teknologi tambah dan investasi juga bertambah, harga juga jadi kompetetif dan untuk ekspor pun sangat mudah.

Wednesday, November 23, 2011

Analisis Jurnal: Perkembangan Perdagangan Sepatu di Indonesia



JUDUL PENELITIAN
ANALISIS PENDAPATAN PEDAGANG SEPATU DI PASAR SENTRAL KOTA KENDARI
PENGARANG:
ANDI ASMI
TAHUN
2003
TEMA/TOPIK PENELITIAN:
Perkembangan Perdagangan Sepatu di Indonesia

LATAR BELAKANG PENELITIAN
·         Fenomena
Pembangunan perdagangan merupakan wadah untuk menciptakan kegiatan ekonomi masyarakat. Usaha peningkatan pendapatan dari berbagai kelompok masyarakat tetap menjadi perhatian utama pemerintah yaitu memberikan perhatian yang lebih serius pada usaha kecil dan kegiatan ekonomi lainnya. Perdagangan sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari, cukup banyak, terdiri dari pedagang sepatu anak-anak sampai pada sepatu dewasa. Banyaknya jumlah pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari, menimbulkan persaingan baik dalam usaha penjualan sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari serta memberikan pengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh masing-masing pedagang.

·         Riset Terdahulu
Pengertian perdagangan
perdagangan secara umum dapat diartikan kegiatan penyaluran barangkepada konsumen melalui kegitan dan menjual barang, adapun pengertianperdagangan yang dikemukakan oleh K.S.T. Pamoentjak (1993 : 32)
Hubungan tingkat pendapatan dengan tingkat taraf hidup seseorang
Menurut Binataro. A (1982 : 150) menjelaskan bahwa tingkat taraf hidup diartikan sebagai tingkat kesejahteraan. Sedangkan ksejahteraan itu sendiri dapatdiartikan sebagai kemakmuran, yang juga berarti cukup atau tidak kekurangan. Berdasarkan pengertian di atas, maka pendapatan adalah hasilpenggunaan/penjualan faktor-faktor produksi atau asset yang dimilikinyaatau dengan kata lain pendapatan diartikan sebagai hasil kerja seseorang,baik dalam bentuk penggunaan kekayaan maupun jasa-jasa dinilai dengan uang.


HIPOTESIS PENELITIAN

·         Pendapatan pedagang sepatu di pasar kota kendari cukup besar karena pasar tersebut menjadi pusat perbelanjaan masyarakat kota Kendari khususnya yang berdomisili di Kecamatan Kendari.

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui besarnya tingkat pendapatan pedagang sepatu di Pasar Sentral kota Kendari.

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi sesuai dengan judul, maka lokasi penelitian yang akan di jadikan objek adalah pedagang sepatu yang melakukan aktivitas penjualan di Pasar Sentral kota Kendari. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang sepatu yang terdapat pada pasar sentral Kota Kendari, sebanyak 23 pedagang. Sampel dalam penelitian ditetapkan 52 % dari populasi yaitu 12 orang pedagang dengan cara random sampling untuk penjualan sepatu ukuran orang dewasa dan anak-anak. Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis masalah adalah menggunakan metode analisis kualitatis deskriptif, dimana data-data yang telah dibuat dalam bentuk tabel kemudian dijelaskan secara deskriptif tentang keadaan sebenarnya yang didapat dalam penelitian.

·         Sumber & Teknik Pengambilan Data
Sumber Data
-          Data primer bersumber dari hasil penelitian pada pedagang sepatu yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yangterdapat di Pasar Sentral Kota Kendari.
-          Data Sekunder bersumber dari instansi-instansi pemerintah khususnya pada kantor pengelolaan Pasar Sentral Kota Kendari, serta instansi lain yang terkait yang dapat menjadi sumber data dan mendukung perolehan data-data yang diperlukandalam penelitian ini.

Teknik Pengumpulan data
-          Observasi
-          Wawancara
-          Dokumentasi

·         Variabel
Pendapatan pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari

·         MODEL PENELITIAN
Model Gambar

Gambar 1

Gambar 2


HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

·         Penduduk Kota Kendari menurut struktur mata pencaharian tahun 2002
Berdasarkan gambar1, nampak bahwa mata pencaharian masyarakat Kota Kendari 5.934 orang atau 74,50 persen adalah petani. Penduduk yang bermatapencaharian sebagai pegawai pegawai berjumlah 1.056 orang atau 13,26persen, penduduk yang bekerja sebagai pedagang 405 orang atau 5,08 persen, Bidan/Mantri berjumlah 123 orang atau 1,54 persen, Pertukangan berjumlah 286 orang atau 3,59 persen, Dukun berjumlah 162 orang atau 2,03 persen.

·         Pendapatan bersih yang diperoleh responden pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota, tahun 2002.
Pada gambar 2, dapat dijelaskan bahwa pendapatan bersih yang diterima responden yaitu Rp. 3.717.500 perbulan lebih besar dari upah minimum regional sebesar Rp.470.000 perbulan, dengan demikian pendapatan yang diperoleh pedagang sepatu di Pasar Sentral Kota Kendari sangat besarnya sehingga hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian terbukti.

KESIMPULAN

Besarnya pendapatan yang diperoleh pedagang sepatu sangat tergantung pada jumlah sepatu yang dijual, serta besarnya biaya yang digunakan untuk membeli sepatu dari distributor sehingga Untuk meningkatkan pendapatan penjualan sepatu, maka pedagang sepatu harus menyediakan sepatu dalam jumah yang banyak serta merk dan jenis yang diinginkan oleh konsumen. Untuk mudah dijangkau oleh konsumen, maka pedagang sepatu harus menyediakan tempat (kios atau toko) yang dilengkapi dengan berbagai jenis dan merk sepatu sehingga konsumen tidak memperoleh kesulitan dalam memperoleh sepatu yang diinginkan.



Sunday, November 6, 2011

Artikel Teori Ekonomi : Perkembangan Perdagangan Sepatu di Indonesia

bersama Filona 
    Sepatu adalah suatu jenis alas kaki (footwear) yang biasanya terdiri bagian-bagian sol, hak, kap, tali, dan lidah. Pengelompokkan sepatu biasanya dilakukan berdasarkan fungsinya, seperti sepatu resmi (pesta), sepatu santai (kasual), sepatu dansa, sepatu olahraga, dan sepatu kerja. Satuan untuk ukuran sepatu mengikuti beberapa standar dan berbeda di bagian-bagian dunia. Pengukuran ukuran sepatu seseorang biasanya dilakukan dengan menggunakan piranti brannock.


Industri Sepatu Sebagai Penyerapan Sumber Tenaga Kerja
     Industri sepatu telah menyerap tenaga kerja langsung sekitar 450.000 orang dan tenaga kerja tidak langsung sekitar 210.000 orang. Industri sepatu belakangan ini telah menjadi daya tarik investor asing dari china, jepang, india, korea selatan dsb. Industri sepatu di indonesia mempunyai prospek yang baik, karena bahan baku cukup, tenaga kerja relatif murah dan fasilitas kondusif

Masa Kejayaan Sepatu Indonesia Sedang Bangkit Kembali
     Setelah krisis asia 1977 mengurangi pesanan buyers terhadap produk sepatu indonesia, sekarang merek sepatu raksasa seperti adidas, lacoste, puma dan sejumlah merek sepatu casual kini mulai kembali masuk ke indonesia. Bahkan adidas telah mengalihkan sebagian ordernya dari cina setelah melihat iklim investasi di indonesia membaik.
Dari kejayaan ekspor kulit tahun 1986-1996 telah berubah menjadi kejayaan ekspor produk jadi berbahan baku kulit seperti 2,4 miliar dolar as yang menduduki urutan ketiga di bawah tekstil dan kayu sebagai komoditas ekspor utama non migas sepatu, jaket, tas, sarung tangan dsb.
     Pada dekade tahun 1990an, kulit indonesia menjadi incaran indusri sepatu dunia, karena mutunya sangat khas. Indonesia ekspor sepatu sport 70% dari total ekspor. Total pasar sepatu dunia sekitar us$47,8 milyar.
     Tahun 2011  ekspor sepatu bakal tumbuh 10% dibanding tahun 2010. Artinya, nilai ekspor alas kaki di prediksi akan meningkat dari us$ 2,1 miliar tahun ini menjadi us$ 2,4 miliar di 2011. Sebaliknya, penjualan alas kaki lokal di dalam negeri bakal melorot lantaran sulit menandingi serbuan sepatu asal China yang lebih murah. penurunan (di pasar domestik) bisa sampai 20%. Bahkan sampai akhir 2010, nilai penjualan alas kaki di dalam negeri akan mencapai sekitar Rp25 triliun. Sebanyak 60% di antaranya atau sekitar Rp15 triliun disumbang sepatu lokal. sisanya sepatu impor yang sebagian besar dari China.
     Dengan penurunan sebesar 20%, tahun depan, artinya, penjualan sepatu merek lokal akan merosot dari Rp15 triliun tahun ini menjadi Rp12 triliun. Padahal, secara nasional, penjualan alas kaki di dalam negeri pada tahun 2011 diprediksi bakal tumbuh lebih dari 20%.

Keseimbangan Supplay Bahan Baku Kulit Bermutu
     Pasokan bahan baku kulit di indonesia melimpah. Pemerintah mendorong agar bahan baku industri sepatu di dalam negeri terjamin pasokannya. Dengan kebijakan pemerintah, saat ini kebutuhan kulit untuk industri sepatu berimbang dengan ekspor bahan baku kulit ke manca negara. Kulit yang dihasilkan baik dari domba, kulit buaya maupun kulit ular, banyak tersedia di dalam negeri.

Unggul Dalam Mutu dan Desain
     Indonesia awalnya telah unggul dalam produk sepatu sport di pasar global. Produk sepatu non sport indonesia mempunyai nilai lebih dibandingkan produk dari negara lainnya. Produk indonesia jauh lebih unggul terutama dalam kerapihan sehingga lebih mudah masuk ke industri fashion.

Peluang Peningkatan Ekspor ke Eropa Semakin Terbuka
     Keputusan komisi uni eropa untuk mengenakan kebijakan anti dumping terhadap produk sepatu Cina dan Vietnam april 2006, peluang kepada industri sepatu nasional untuk menggenjot ekspor ke pasar Eropa semakin terbuka. Nilai ekspor sepatu dua negara itu ke pasar uni eropa tahun 2005 mencapai sekitar us$ 7 miliar, masing-masing us$ 2 miliar dari Vietnam dan us$ 5 miliar dari Cina yang dinilai terlalu banyak sehingga perlu dibatasi dengan target penurunan 20% dibandingkan dengan tahun lalu. Berkurangnya ekspor sepatu dari China dan Vietnam ke Eropa membuat perhatian masyarakat Eropa beralih ke sepatu diluar kedua negara termasuk ke sepatu asal Indonesia. Pameran sepatu Indonesia di Prancis dan Belanda banyak dikunjungi masyarakat setempat.

Shopping for Tourist
     Disain dan kualitas sepatu Indonesia banyak dikenal turis asing sebagai salah satu obyek shoping di pusat produsen sepatu seperti di Cibaduyut. Turis datang langsung pakai sepatu cibaduyut yang terkenal bagus dan murah. Mutu, disain dan harga yang baik lebih dikenal melalui informasi turis dari mulut ke mulut tanpa banyak propaganda. Tempat di pusat industri sepatu berada di banyak tempat di Indonesia. Bahan baku pendukung melimpah. Menurutnya, sumber daya alam untuk bahan baku kulit di Indonesia sebenarnya cukup melimpah. Hanya saja SDM di sektor industri pengolahan kulit, belum optimal menghasilkan produknya. Terbukti industri sepatu masih enggan menggunakannya karena alasan kualitas, terutama dalam cara pengolahan yang belum memenuhi standar di pasar internasional.

Industri Sepatu Di Indonesia Menarik Investor Asing
Sanksi komisi Eropa terhadap ekspor sepatu China dan Vietnam mendorong daya tarik industri sepatu di Indonesia. Sejak China dan Vietnam dikenai anti dumping pada april 2006 sudah ada 2.500 pabrik di RRC berguguran. Pemerintahan RRC mendukung pengusahanya yang mau melakukan relokasi dengan bantuan pinjaman dana. Indonesia dipilih karena telah menjadi tujuan produsen sepatu ketiga di dunia setelah RRC dan Vietnam. Saat ini sudah beroperasi 15 pabrik sepatu dari pengusaha asing. Sebanyak 11 pabrik berlokasi di Jawa Timur dan 4 berada di wilayah Jakarta. Kelimabelas perusahaan itu berasal dari Korea 2 pabrik, RRC 3 pabrik, Vietnam 1 pabrik, Singapura 1 pabrik, India 1 pabrik dan sisanya asal Taiwan. Merek sepatu yang diproduksi itu seperti marks and spenser, lotto, puma, adidas satu pabrik, nike 2 pabrik, echo perluasan pabrik, lacoste, diadora perluasan satu pabrik, timberland. Investor asing disamping memajukan industri sepatu juga turut mengembangkan industri kulit. Sebagai gambaran, ke-15 perusahaan sepatu asing itu mengeluarkan investasi us$ 170 juta dengan menyerap 250 ribu tenaga kerja.

Meningkatkan Disain Kualitas Dan Kepuasan
     Melalui kerjasama antara asosiasi persepatuan dan asosiasi kulit dibuat suatu grand design untuk membuat sepatu kulit lebih bermutu dan disain yang unggul untuk kepentingan ekspor ke pasar global. Meningkatkan diversifikasi model sepatu tidak hanya sepatu sport saja. Disain dan kualitas bahan baku beragam baik dari kulit binatang domba, sapi, ular phyton atau sanca, serta kulit buaya dan biawak.  Di zaman era globalisasi ini buyer sensitif terhadap harga, mutu dan pelayanan, tetapi buyer dunia yakin Indonesia bisa mempertahankan daya saing, sehingga pesanan sepatu Indonesia untuk konsumen global selalu terpelihara. Sejumlah pemegang merek sepatu dunia lainnya seperti Puma dan Lacoste serta beberapa merek sepatu casual lainnya juga menambah pesanannya dari Indonesia.

Kesimpulan:
     Indonesia perlu meningkatkan kualitas maupun kuantitas dari sepatu yang di produksi untuk membuat sepatu lebih bermutu. Jangan pernah takut untuk mengeluarkan model-model terbaru, dan jangan takut untuk bersaing dengan produk-produk China. Indonesia harus mengoptimalkan SDM di sektor industri pengolahan kulit agar bahan baku yang melimpah tidak disia-siakan begitu saja.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sepatu



Friday, November 4, 2011

Teori Ekonomi (Tugas 2)

1.      Kapan kurva penawaran bergeser ke kanan dan ke kiri tanpa ada perubahan harga?

Bergesernya kurva penawaran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain teknologi dan berubahnya harga bahan baku.
Dalam faktor teknologi di bidang penawaran kaos. Dalam proses pembuatan kaos ada beberapa macam cara, mesin jahit manual, dan mesin jahit listrik. Teknologi yang semakin tinggi membuat kaos lebih cepat dan lebih banyak dibuat. Perbedaan teknologi antara mesin jahit manual dan mesin jahit listrik berpengaruh terhadap kuantitas yang dihasilkan oleh pabrik kaos tersebut, tanpa mempengaruhi harga. Jadi, meningkatnya teknologi  mesin jahit biasa ke teknologi yang lebih tinggi (mesin jahit listrik) menyebabkan kurva bergeser ke kanan (kuantitas kaos meningkat).

Sedangkan berubahnya harga bahan baku yang biasanya selalu meningkat, menyebabkan produsen mengurangi pembelian bahan bakunya (tanpa menaikkan harga) untuk menekan kerugian. Sehingga produsen hanya memproduksi sedikit kaos, yang menyebabkan kurva bergeser ke kiri (menurunnya kuantitas).


2.     Kenapa ceiling price menyebabkan shortage dan floor price menyebabkan surplus?

Dalam kehidupan sehari-hari, misalnya masyarakat memiliki permintaan yang tinggi terhadap barang  A. Karena banyak permintaan, kemudian penjual barang A menjual barang dengan harga tinggi yaitu sebesar Rp5.000. Melihat fenomena itu, pemerintah kemudian menetapkan ceiling price atau harga eceran tertinggi. Dengan tujuan agar produsen tidak menjual barangnya terlalu mahal (mengambil untung sebanyak-banyaknya) sehingga merugikan konsumen. Adanya ceiling price ini menyebabkan Qs lebih kecil dibanding Qd, sehingga menyebabkan kekurangan barang (shortage).

Dalam kasus floor price. Misalnya impor handphone china saat ini sudah merajalela di Indonesia. Harga yang ditawarkan pun sangat menggiurkan. Maka dari itu, pemerintah menetapkan floor price atau harga eceran terendah agar handphone-handphone lokal pun juga bisa laku dengan harga yang bersaing. Dengan adanya floor price, menyebabkan Qd lebih kecil dibanding Qs, sehingga terjadi kelebihan barang (surplus). Untuk menyiasatinya, pemerintah bisa mengimpor handphone-handphone lokal.